Kualitas induk sangat menentukan kuantitas dan kualitas benih yang diproduksi. induk ikan yang akan digunakan dapat berasal dari alam maupun hasil budidaya. karakteristik induk yang unggul untuk setiap jenis ikan sangat berbeda. Untuk meningkatkan mutu ikan yang dalam proses budidaya harus dilakukan seleksi induk, adapun tujuan dari seleksi tersebut adalah memperbaiki genetik dari induk ikan yang digunakan. Beberapapa hal yang penting yang harus diperhatikan dalam melakukan seleksi induk antara lain adalah :
- Mengetahui asal usul induk
- Melakukan pencatatan data tentang umur induk, masa reproduksi dan waktu pertama kali dilakukan pemijahan sampai usia produktif.
- Melakukan seleksi induk berdasarkan kaidah genetik
- Melakukan pemeliharaan calon induk sesuai dengan proses budidaya sehingga kebutuhan nutrisi induk terpenuhi
Apabila kita ingin memperoleh induk dari hasil budidaya sendiri ada beberapa hal yang harus diperhatihan dari awal pemeliharaan yaitu sebaiknya calon induk dipelihara dari masa benih (berumur 1 bulan), calon induk yang baik biasanya memiliki ciri -ciri organ tubuh lengkap, gerakannya lincah, pertumbuhannya lebih cepat dari yang lain(bongsor), respon terhadap gangguan, posisi tubuh dalam air normal, berwarna cerah, menghadap dan melawan arus ketika diberi arus, sehat dan memiliki nafsu makan yang baik. Penyeleksian calon induk berikutnya adalah pada saat berukuran 100 - 200 gr. Calon induk jantan dan betina secara umum dipilih berdasarkan ciri - ciri morfologisnya yang baik, diantaranya adalah bentuk tubuh kekar, pangkal ekor kuat dan lebar, sisik besar dan teratur, warna cerah, kepala lancip dan kecil dari lebar tubuh, daerah perut melebar dan datar, badan tebal dan berpunggung tinggi. Calon induk juga harus memiliki sifat cepat tumbuh, sehat, tahan terhadap penyakit serta responsive terhadap pakan. Agar diperoleh induk yang berkualitas dan dapat menghasilkan telur dalam jumlah yang maksimal, yang harus diperhatikan adalah :
- pemberian pakan teratur, dengan kadar protein 30 - 35 %, jumlah pakan yang diberikan berkisar antara 2 - 3 % dari berat tubuh ikan, dengan frekwensi 2 - 3 kali/hari
- kondisi longkungan dan kualitas air harus optimal
- padat tebar calon induk berkisar antara 0,1 kg/m2 - 0,25 kg/m2